Minggu, 27 April 2008

STRATEGI MENGAMBIL KEPUTUSAN INSTAN

Mengambil keputusan tidak bisa dipisahkan dari pelaku organisasi, terutama mereka yang berada di pucuk pimpinan. Tindakan ini akan mudah dan bijaksana dilakukan apabila semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh dan waktu yang tersedia untuk menganalisa semua kemungkinan yang ada juga tidak dibatasi.
Namun, memasuki era serba instan, dengan persaingan yang hiperkompetitif, pelaku organisasi di ttuntut untuk mengambil keputusan instan, yaitu dengan informasi terbatas serta harus dilakukan dalam waktu yang cepat.bahkan dalam hitungan detik
Memang banyak teori dan strategi pengambilan keputusan yang telah disajikan oleh para ahli, tapi tidak banyak yang menyangkut pengambilan keputusan dengan cepat. Berikut adalah beberpa strategi yang bisa kita coba jika harus mengambil keputusan dengan cepat.

PRINSIP ACUAN
Sam Walton, pendiri superstore Walmart di Amerika Serikat, sangat memperhatikan konsumen, yang umum adalah masyarakat setempat. Untuk itu, ia menjadikan nilai – nilai posititif yang berlaku di masyarakat tempat toko – tokonya beroperasi sebagai guiding principles dalam mengambil keputusan. Nilai – nilai yang dijadikan prinsip dasar pengambilan keputusan di semua lini ini disosialisasikan ke seluruh jajaran, tidak hanya dalam bentuk slogan atau cetakan, tetapi yang lebih penting adalah dengan tindakan dan teladan. Sam Walton sendiri yang rajin berkunjung ke berbagai gerai Walmart di seluruh Amerika Serikat.
Prinsip acuan juga bisa disederhanakan dan ditetapkan secara unik di masing – masing departemen di dalam suatu perusahaan dan dinyatakan secara kuantitatif. Misalnya saja di bagian pemasaran sebuah penerbitan majalah, pemimpin perusahaan bisa menetapkan prinsip maksimum 20% diskon dari harga penawaran pemasangan iklan di majalah tersebut sebagai acuan bagi para jajaran sales dalam bernegoisasi. Sehingga, para petugas penjualan bisa lebih leluasa bernegoisasi tanpa harus setiap kali menghubungi atasan untuk meminta persetujuan dalam harga jadi.
Demikian juga dengan perusahaan, departemen, seksi, ataupun pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Jika belum ada prinsip acuan, kita bisa menyusunnya dan melakukan sosialisasi pada pada semua jajaran yang terkait, sehingga jika ada keputusan cepat yang harus diambil, agar tidak kehilangan kesempatan berharga, prinsip acuan ini bisa digunakan untuk membantu mengambil keputusan “instan”

STRATEGI 80/20
Prinsip ini awalnya diperkenalkan Vilfredo Pareto, ekonom kondang dari Italia. Menurut pengamatan pareto terhadap masyarakat Italia pada tahun 1906, 80% tanah di Italia dikuasai oleh 20% populasi saja. Ternyata rasio ini berlaku di berbagai bidang lain.termasuk pengambilan keputusan organisasi. Prinsip ini kemudian terkenal dengan sebutan Prinsip Pareto. Prinsip Pareto bisa membantu pengambil keputusan untuk memilih keputusan yang isu yang paling penting untuk ditangani dari begitu banyak keputusan yang harus diambil. Hal ini tentunya akan membantu pengambil keputusan untuk menghemat waktu, karena mereka bisa memfokuskan tenaga, waktu, dan sumber daya yang dimiliki pada beberapa hal yang terpenting dan memang perlu ditangani (vital few). Misalnya seperti kasus berikut yang disampaikan oleh Bryan Eisenberg dalam artikelnya “The Pareto Principle. Applying the 80/20 rule to your business”; Seorang pemimpin organisasi baru saja mengambil alih sebuah perusahaan jasa yang hampir bangkrut. Dari hasil pengamatan diperoleh banyak sekali keputusan yang perlu diambil untuk memperbaiki kinerja perusahaan, yaitu keputusan untuk meningkatkan ketrampilan karyawan staf (ada 51 keluhan=69%), jumlah staf yang kurang (21 keluhan), dan pelayanan kurang terorganisasi dengan baik (2 keluhan).
Dengan menerapkan Prinsip Pareto dalam bisnis (fokus pada yang terpenting dengan dampak yang terbesar), pemimpin perusahaan ini bisa melihat bahwa yang diputuskan adalah meningkatkan keterampilan karyawan dalam memberikan jasa (69%). Jika hal ini sudah dilakukan, diharapkan dua masalah lain bisa teratasi; karena staf makin terampil, mereka makin produktif, dab bisa melayani lebih banyak orang dengan kualitas pelayanan yang makin meningkat.

ANALISIS BIAYA – MANFAAT
Strategi lain untuk pengambilan keputusan cepat adalah Analisis Biaya – Manfaat. Dalam mengambil keputusan, yang digunakan sebagai petunjuk adalah Biaya yang harus dikeluarkan dan Manfaat yang bisa dipetik. Tentu saja analisis ini dilakukan dengan tetap mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Yang dipilih kemudian adalah alternatif yang menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dengan manfaat yang paling besar serta resiko yang paling dapat dikendalikan.
Sebagai contoh adalah perusahaan konsultan pendidikan bagi karyawan yang harus memilih satu dari tiga penawaean kerjasama yang diterima. Misalnya saja perusahaan jasa yang yang dijadikan contoh sebelumnya. Pemimpin organisasi yang baru memutuskan untuk memberikan training guna meningkatkan keterampilan para karyawannya, dari segi analisis Biaya – Manfaat, alternatif yang dipilih karena memberikan biaya yang paling kecil (tidak perlu merekrut karyawan baru, dan tidak perlu mengubah sistem alur kerja). Selain itu, manfaat yang dipetik juga berdampak ganda, yaitu dengan memberikan pelatihan pada karyawan agar lebih terampil, maka sebagaian besar masalah (69%) sudah teratasi. Dengan karyawan yang terampil, dua masalah lainnya secara bertahap bisa terselesaikan, yaitu: ada kemungkinan tidak diperlukan lagi tambahan jumlah karyawan (karena karyawan sudah dilatih untuk menjadi lebih terampil, sehingga bisa melayani lebih banyak orang, dengan kualitas kerja yang lebih baik).


Yang perlu diingat dalam mengambil keputusan cepat, ada beberapa hal yang perlu diingat agar kualitas keputusan yang diambil bisa menjadi lebih baik. Yaitu :
1. Persiapan
Makanan dan minuman instan perlu diolah terlebih dahulu agar dapat disajikan dengan cepat. Demikian pula dengan keputusan instan, sebelum melakukan keputusan instan, perlu ada persiapan yang matas, misalnya saja persiapan dalam bentuk penyususnan rencana aksi ataupun anggaran. Dengan perencanaan ini, sebuah skenario dan alternatif yang mungkin terjadi bisa dieksplorasi, sehingga masalah – masalah yang mungkin datang pun bisa diantisipasi, dengan Plan B , bahkan Plan C bisa disiapkan. Dengan demikian, ketika suatu kondisi yang kurang diharapkan terjadi. Pengambil keputusan bisa ditentukan dengan cepat apa yang harus dilakukan (karena kondisi itu, ataupun yang mirip dengan ini sudah pernah diantisipasi sebelumnya).
2. Bukan Betul atau salah
Dalam membuat keputusan, kita memilih dari beberapa alternatif, bukan memilih mana yang salah atau mana yang benar. Jadi, tidak ada keputusan yang salah atau benar, tapi keputusan yang diambil bisa saja hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, jadi kita tidak perlu menyesali keputusan yang telah diambil, apa lagi terpaku pada neyesalan yang berlarut – larut ketika keputusan yang diambil ternyata tidak memberikan hasil yang kita harapkan.
3. Fokus ke depan
Setelah mengambil keputusan, apapun hasilnya kita harus memantau terus dan memfokuskan usaha kita untuk melakukan yang terbaik dari apa yang kita putuskan. Kita juga bisa melakukan berbagai penyesuaain agar hasilnya bisa diarahkan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama
4. Libatkan pihak yang terkait
Dalam mengambil keputusan cepat, sedapat mungkin libatkan orang – orang yang terkait dengan keputusan yang diambil. Dengan melibatkan mereka, kita mendapat masukan yang berharga, selain itu, kita bisa mengundang komitmen mereka untuk mendukung keputusan yang telah diambil. Yang bisa kita lakukan antara lain adalah menanyakan pendapat dan usulan mereka. Informasi ini bisa kita jadikan acuan untuk mengambil keputusan.
5. Alat bantu informasi
Pengambilan keputusan dengan cepat akan lebih efektif bila kita bisa menggunakan alat bantu, misalnya data kualitatif dan kuantitatif, ataupun informasi terkait lainnya yang bisa kita peroleh dari bagian Risert dan Pengembangan, ataupun bagian Sistem Informasi Terpadu. Data ini bisa kita peroleh secara cepat, mudah dan murah dari internet, dari sitem jaringan informasi terpadu, ataupun perpusatkaan elektronik. Namun, sebelum menentukan data mana yang bisa digunakan, kita perlu terlebih dahulu menentukan tujuan ataupun hasil akhir yang akan kita capai, stselah itu barulah kita cari data yang sesuai untuk membantu kita dalam mengambil keputusan.
Seringkali kita harus mengambil keputusan dengan cepat tanpa dapat menunggu sampai semua informasi yang diperlukan terkumpul. Dalam kondisi seperti ini, kita bisa mencoba strategi – strategi yang telah dibahas di sini. Mangacu pada prinsip acuan yang telah ditetapkan, memilih untuk mengambil keputusan atas masalah yang kontribusinya paling penting dengan dampak yang paling luas serta memilih alternatif yang memberikan manfaat terbesar dan memiliki resiko yang paling dapat dikendalikan.

Disadur dari : www.sinarharapan.com/pengambilan keputusan /

Sabtu, 19 April 2008

Peningkatan SDM

Sekarang tanggal 20 April 2008, seluruh karyawan dan dewan guru SMP Negeri 3 Taman mendapat tambahan ilmu dalam membuat blogger di ICT Center Sidoarjo SMKN 3 Sidoarjo. Terimakasih sebesar - besarnya disampaikan kepada Kepala SMPN 3 Taman Ibu Hj. Retno Untari Hadi Putranti, SPd. seluruh staf SMPN 3 Taman, dan semua pihak yang membantu terselenggaranya kegiatan ini

Uji Coba Blogger

Semua mencari....
Semua menanti....
Semua berharap.......
Semua menunggu.........
ketika itu datang .............
semua senang.............
karena ....................
semua dapat tambahan .............
Apakah itu ................
Siapakah itu ...................
Jangan Lupa tanggal 1 .............
he.... he....he.....